SUBSTANSI KATA PEMIMPIN PADA MANUSIA

Pemimpin…! Suatu gelar otomatis yang tersandang pada manusia. Disadari atau tidak bahkan diakui atau tidak gelar ini tetap akan dimintai pertanggung jawaban oleh Dzat sang pemberi gelar tersebut, karena makhluk yang bernama manusia ini sudah di lengkapi kemampuan yang luar biasa oleh desainernya termasuk kelengkapan dalam menjadi memimpin makhluk lain di alam dunia ini. Pemimpin selalu menjadi rebutan sejak bapak ibu manusia di terunkan ke muka bumi ini, dengan berbagai macam cara manusia berlomba-berlomba untuk menjadi pemimpin terlebih status pemimpin dalam hal keduniaan. Jabatan pemimpin dalam hal keduniaan menjadi lahan empuk untuk ajang memeras, menindas, mengeksploitasi, mengeksplorasi seluruh sumber daya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tampa memperhatikan kesengsaraan dan pendiritaan makhluk lainnya.
Pradigma ini sudah merajalela di seluruh lapisan dunia, tak terkecuali manusia yang mengaku umat islam, malah mereka lebih ganas dari manusia diluar agama islam. Mereka sudah tidak peduli pada status agamanya padahal agama tersebut pada dasarnya mengajarkan cara bertindak yang mementingkan kemaslahatan manusia seluruhnya, tampa ada pendikotomian. Tapi kenyataannya ada kelompok tertentu yang mendominasi akibat kebijakan pincang yang diterapkannya. Aneh ketika Al-Qur’an dan Al-Hadist menjadi dasar pijakan lisannya tapi dalam tatanan prakteknya tidak menyentuh sama sekali. Ini menjadi tanda tanya bagi manusia yang berlomba-lomba mengejar status pemimpin terlebih yang mengaku beragama islam. Sudahkah mereka membaca dan mengkaji satu demi satu dasar pijakan tersebut secara benar dan pasti.?
semestinya kita sebagai munusia yang diberi kepercayaan sebagai pemimpin di alam jagad raya ini menjadi pemimpin yang mampu membawa pada perubahan yang benar-benar sesuai titah yang di berikan oleh pencipta alam yaitu Allah SWT. Segala bentuk warna kehidupan di dunia, manusia yang merencanakan dan mengaturnya. makhluk lain tidak ada yang bisa kerena memang mereka tidak diberi kampuan seperti manusia. Hanya satu yang menjadi perbedaan antara manusia dan makluk lainnya yaitu kemampuan berfikir, manusia sangat mulya karena otaknya.

Komentar