"MEMBANGUN PILKADA YANG BRKUALITAS"

Salah satu Seminar yang saya ikuti pada hari Sabtu, 10 Januari 2009 di aula wisma Bahagia Kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya telah memberikan sedikit banyak pemahaman tentang politik, baik politik praktis maupun politik yang berbasis kebangsaan. Faham politik yang sedikit banyak disinggung oleh pemateri yang terdiri dari praktisi, pejabat pemerintah daerah dan akademisi, dari salah satu pemateri tersebut ada yang secara blak-blakan lebih condong pada marginalisasi politik praktis yang notabene bermuara pada politik yang dikembangkan partai politik. Padahal kalau kita mau melihat sebagian besar tahapan untuk menjadi pejabat pemerintah baik legeslatif maupun eksekutif harus melalui partai politik. Partai politik sa'at ini diyakini banyak orang menpunyai visi misi yang substansinya pada kepentingan golongan atau kelompok, bukan kepentingan untuk semua warga Negara, dan partai politik masih juga diyakini sebagai lembaga yang pintar mengumbar janji-janji palsu untuk meloloskan partainya menjadi partai yang manguasai lembaga pemerintahan, sehingga tidak heran jika angka golput sa'at ini mendominasi warga Indonesia. Ini terjadi kerena kepercayaan masyarakat terhadap orang yang mengatakan siap meminpin negeri ini sudah semakin menipis bahkan nyaris tidak ada, sebagai gambaran kecil dalam pilgub jatim saja sudah lebih dari 50% angka golput pada warga jatim, saya asumsikan jika system parpol tetap terus seperti ini maka suatu sa'at ini angka golput akan mencapai 100%.
Sekarang parpol harus punya terobosan baru untuk menarik kembali kepercayaan rakyat dalam ke-ikut sertaannya pada pemilihan eksekutif maupun legeslatif yang sa'at ini systemnya harus melalui parpol dengan 1). Tidak mudah mengumbar janji. 2) berkometmenlah untuk memperbaiki system yang suda ada, jangan malah menciptakan system baru yang justru memperbesar kesumrawutan system yang sudah ada. 3) susunlah visi misi yang mengakomodir seluruh warga jangan hanya bisa memanuhi keinginan dan harapan sebagian orang saja. 4). Kampanyekan sesuai pasan yang diamanahkan pancasila yang mengedapankan faham pluralitas, nilai kemanusiaan, menghargai sebuah perbedaan, menghormati dan menyayangi seluruh lapisan walupun berbeda partai, demi terciptanya sebuah keadilan dan sekesejahteraan bagi seluruh warga Negara bukan terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi penguasa saja
Ketika hanya para penguasa saja yang sejahtera, ini sudah keluar dari reel yang diamanahkan pancasila, perubahan bahasa secara spontanitas di lontarkan oleh sebagian masyarakat menjadi bukti nyata bahwa sa'at ini fenomena itu benar –benar terjadi di bumi Indonesia.
Hal tersebut salah satunya dilatar belakangi oleh mendarah dagingnya budaya kometmen terhadap kepentingan golongan dan individu dalam tatanan pemerintahan di negeri ini yang sampai detik ini orang-orang penting penentu kebijakan yang bercokol dalam pemerintah harus melalui jalur partai politik yang serat dengan kepentingan golongan dan individu.
Semoga catatan ini menjadi bagian dari bahan evaluasi bagi pemain parpol. Amien….

Komentar