MENYEIMBANGKAN ANTARA KEYAKINAN MISTIS DAN ILMIAH

Dua keyakinan yang sangat kuat pada budaya pesantren dalam proses penggalian ilmu, yaitu; keyakinan mistis, dan keyakinan ilmiah. Dimana keyakinan mistis diyakini sebagian santri dalam mendapatkan suatu ilmu tidak harus dengan belajar, cukup dengan tawashul di baqbaroh (kuburan para pengasuh pondok pesantren), bangun di tengah malam, menjadi abdi dalem (menbantu kebutuhan sehari-hari pengasuh), dan keyakinan irrasional lainnya. Keyakinan ilmiah sebaliknya, untuk mendapatkan suatu ilmu harus dengan belajar yang rajin, tampa melalui jalur metode ini menurut akal rasional seakan nihil mendapatkan sebuah ilmu pengetahuan.
Dari dua faham keyakinan ini jika disinergikan menurut hemat penulis akan menghasilkan ilmu yang sangat luar biasa. Contoh kasus seperti Imam Al-Ghazali menjadi orang yang sampai saat ini tetap harum namanya karena ilmunya yang didapat atas usaha yang ilmiah dan mistis, menurut sejarah, Imam Al-Ghazali ketika mau berangkat menimba ilmu pengatahuan disarankan oleh ibunya untuk selalu jujur (mistis) dan istiqamah (ilmiah), kemudian pada perjalanannya dihadang oleh para perampok, dengan tenang Imam Al-Ghazali mengatakan sejujurnya atas bekal yang dibawanya, para perampok terperangah kaget atas kejujurannya yang pada akhirnya menjadi murid perdananya Imam Al-Ghazali. Dan masih banyak lagi kisah manusia sukses yang mensinergikan antara keyakinan mistis dan ilmiah.
Faham yang ditanamkan para pengasuh pondok pesantrenpun serat sekali dangan keyakinan mistis dan ilmiah, konsistensi dalam beribadah, belajar, mujadalah (diskusi), mengurangi porsi makan, memperbanyak dzikir dan do'a, perhatian terhadap kebersihan lingkungan yang semua ini akan menentukan kualitas ilmu seorang santri.
Tidak pernah ditemukan dalam proses belajar mangajar di pesantren yang mendikotomikan antara keyakinan mistis dan ilmiah, dimana keyakinan mistis dan ilmiah substansinya sama, ialah hanya untuk mengharap ridha Allah semata dari setiap aktifitas hidup yang akan dan sudah dilalui.
Hemat penulis Kesempurnaan dalam mendapatkan ilmu disebuah pesantren akan diperoleh bila mana tetap konsisten dalam belajar, berdiskusi, beribadah, mengurangi porsi makan, rajin datang ke baqbaroh untuk bertawashul pada para pengasuh, aktif dalam kegiatan social seperti membersihkan kamar mandi, saluran air, parit, dimana dalam kegiatan tersebut mengasah rasa ikhlas dalam setiap aktifitas santri yang nantinya akan menentukan nilai barokah yang diyakini sampai sa'at ini meng-endemik di pondok pesantren.

Komentar