"Setiap langkah adalah pengalaman". Sebait kata yang pernah dilontarkan oleh salah seorang teman diwaktu saya masih berdomisili di Pondok Annuqayah. Benar memang, karena setiap pengalaman yang terjadi akan menjadi bagian yang ikut andil dalam langkah hidup berikutnya. Pengalaman akan menentukan cara berfikir, bertindak, berbicara yang kemudian membentuk sebuah karakter. Pengalaman jangan hanya diartikan secara sempit, membaca pun merupakan bagian dari pengalaman yang tak kalah pentingnya, membaca menjadi kunci pembuka sebuah pengatahuan, mayoritas orang yang sukses karena banyak membaca, sebenarnya membaca; tidak menjadi jaminan kesuksesan hidup seseorang, tapi membaca menentukan kesuksesan tersebut. Sebenarnya pengalaman jika tidak bisa dijangkau dengan langkah fisik masih dapat ditempuh dengan menbaca buku yang membahas pengalaman dimaksud. Takkan ada kata sulit bagi orang yang mau keluar dari kungkungan kebodohan alamiah ini. Sesuatu yang terjadi harus disikapi dengan bijak, filter seoptimal mungkin kejadian hidup ini, ambillah manfaat dan hikmahnya untuk menghadapi kehidupan berikutnya yang pasti lebih berat, semakin berat cobaan hidup semakin sempurna pengalaman, kiat dan trik untuk menghadapi problem hidup semakin luas.
Baik buruknya kehidupan seseorang di pengaruhi oleh seberapa banyak pengatahuan yang dimiliki, pengetahuan hanya didapat dari pengalaman; membaca, manulis, ide dan trik yang dipakai dalam menyikapi problem hidup. Jika pengalaman didominasi oleh hal-hal yang negative, maka keadaan hidup akan lebih condong pada hal-hal yang sifatnya negative, karena hal tersebut sudah membentuk sebuah karakter yang kemudian mempengaruhi konstruk berfikir seseorang.
Pengalaman dianggap lebih dominan dibanding cara pandang etnik, kultur, ras, suku, etnografis dan giografis kedaerahan yang sifatnya membudaya. Semisal; walau budaya menekankan pada warna merah tapi pengalaman sering ada diwarna lain, maka cara berfikir akan sering ada diwarna lain walaupun tidak menghilangkan warna budaya dimaksud, bahkan nyaris warna budaya dimaksud menjadi konsep basi yang pelan tapi pasti akan lenyap dengan sendirinya.
Hal ini tidak akan menajadi persoalan bagi orang yang tidak mempersoalkan, karena masing-masing manusia tetap akan berupaya untuk hidup lebih baik, nyaman, tenang, damai dan sejahtera, dengan beragam konsep dan teori yang didapatkan dari setiap pengalaman yang terjadi.
Konsep pengalaman akan mementahkan konsep budaya, relevansi pengalaman dengan perjalanan hidup menjadi titik temu dalam melahirkan persepsi baik, benar, nyaman yang sifatnya absolut. Seseorang yang cendrung pada konsep budaya berarti orang tersebut miskin pengalaman, pengalaman yang terjadi pada dirinya masih belum mampu mendobrak konsep budaya yang sifatnya kaku, maka jangan heran jika banyak orang tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam hidunya. Dapat dilihat orang yang keadaan hidupnya minoritas bergengsi pasti orang tersebut mendahulukan konsep yang dihasilkan dari pengalaman ketimbang konsep yang dihasilkan dari budaya. Maka sungguh pengalaman itu sangat penting, karena pengalaman akan menentukan kehidupan seseorang kepada yang lebih baik.
Baik buruknya kehidupan seseorang di pengaruhi oleh seberapa banyak pengatahuan yang dimiliki, pengetahuan hanya didapat dari pengalaman; membaca, manulis, ide dan trik yang dipakai dalam menyikapi problem hidup. Jika pengalaman didominasi oleh hal-hal yang negative, maka keadaan hidup akan lebih condong pada hal-hal yang sifatnya negative, karena hal tersebut sudah membentuk sebuah karakter yang kemudian mempengaruhi konstruk berfikir seseorang.
Pengalaman dianggap lebih dominan dibanding cara pandang etnik, kultur, ras, suku, etnografis dan giografis kedaerahan yang sifatnya membudaya. Semisal; walau budaya menekankan pada warna merah tapi pengalaman sering ada diwarna lain, maka cara berfikir akan sering ada diwarna lain walaupun tidak menghilangkan warna budaya dimaksud, bahkan nyaris warna budaya dimaksud menjadi konsep basi yang pelan tapi pasti akan lenyap dengan sendirinya.
Hal ini tidak akan menajadi persoalan bagi orang yang tidak mempersoalkan, karena masing-masing manusia tetap akan berupaya untuk hidup lebih baik, nyaman, tenang, damai dan sejahtera, dengan beragam konsep dan teori yang didapatkan dari setiap pengalaman yang terjadi.
Konsep pengalaman akan mementahkan konsep budaya, relevansi pengalaman dengan perjalanan hidup menjadi titik temu dalam melahirkan persepsi baik, benar, nyaman yang sifatnya absolut. Seseorang yang cendrung pada konsep budaya berarti orang tersebut miskin pengalaman, pengalaman yang terjadi pada dirinya masih belum mampu mendobrak konsep budaya yang sifatnya kaku, maka jangan heran jika banyak orang tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam hidunya. Dapat dilihat orang yang keadaan hidupnya minoritas bergengsi pasti orang tersebut mendahulukan konsep yang dihasilkan dari pengalaman ketimbang konsep yang dihasilkan dari budaya. Maka sungguh pengalaman itu sangat penting, karena pengalaman akan menentukan kehidupan seseorang kepada yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...