RENUNGAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Pada masa berjalannya peperangan salib, Jalaluddin As-Suyuti mengadakan seyembara kepenulisan biografi Nabi Muhammad Saw. Tulisan tersebut yang tetap eksis sampai saat ini karangan Abdurahman Addiba’e dan syekh Al-Barzanji sehingga di kenal istilah barzanji dan tiba’ dalam setiap moment sholawatan manggagungkan dan memulyakan Nabi Muhammad SAW. Dan sejak sayembara itulah moment-moment bersholawat pada nabi semakin diformalkan oleh para ulama’ dan ummat islam, sehingga ada bulan tertentu yaitu bulan Rabi’ul Awal tepatnya pada tanggal 12 yang diyaki mayoritas ummat islam sebagai hari kelahiran nabi Muhammad SAW yang saat ini dimeriahkan dengan bersholawat mengagungkannya.
Terlepas dari pro kontra tentang moment-moment waktu bersholawat pada nabi yang dari dulu tetap eksis, sangat perlu untuk dicarikan benang merah dari kegiatan srimonial tersebut. Diantaranya yang sering saya jumpai selain bersholawat adalah dalam mereview kembali terhadap kesuksesan nabi Muhammad dan kisah kisah sukses lainnya sebagai tolak ukur untuk dijadikan cermin ummat islam dalam menjalani kehidupan didunia dan keyakinan hidup di akhirat. Bahkan kesuksesan nabi Muhammad tidak hanya diakui oleh kalangan ummat islam, tapi juga kalangan non muslim mengakui kesuksesannya, terbukti dalam buku “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” karangan Michel E Heart (seorang tokoh non muslim) menempatkan nabi Muhammad di urutan pertama sebelum tokoh-tokoh dari kalangannya.
Dinukil dari salah satu penyampaian khotib Jum’at pada tanggal 20 Maret 2009 di masjid Muayyad Wnocolo Surabaya bahwa kenapa pada masa sahabat itu tidak ada yang bersholawat pada nabi yang kemas secara srimonial?, kerena pada masa itu dianggap masih terlalu dini untuk mengenang dan mengigat kepribadian nabi yang sangat luar biasa, para sahabat masih tetap eksis menggunakan cara-cara nabi dalam menghadapi segala hal pada masa itu, dan cara-cara yang dipraktekkan nabi masih segar dalam ingatan para sahabat, sehingga dianggap tidak penting dan tidak perlu mengenang dan mereview figur rasul Muhammad.
Saya bukan orang yang pro dan kontra dalam srimonial rutin sebagian ummat islam (maulid Nabi Muhmmad), tapi saya adalah orang mau mengingat kembali akan pesan amanah yang telah disampaikan nabi melalui perbuatan dan perkataannya dalam mengahadapi hidup. Dan Tuhan menjadikan nabi Muhammad sebagai pembawa missi terahir ketuhanan, dirasa praktek hidup cara nabi akan mampu menjawab problem-problem sampai alam dunia ini binasa. Maka tak ayal jika Tuhan menjadikan rasul Muhammad sebagai suri tauladan terhadap seluruh ummat manusia sesudahnya. Ajang srimonial yang diadakan oleh sebagian ummat islam ini menurut saya tidak bisa disalahkan, karena jelas muaranya pada suatu perbaikan-perbaikan dalam menapaki kehidupan yang akhir-akhir semakin jauh dari rel yang semestinya.
Menjadi pekerjaan rumah kita bersama, bahwa dari setiap kegiatan srimonial merayakan kelahiran Nabi Muhammad yang didalamnya mengenang dan melihat kembali akan sosok Muhammad ternyata hanya berahir dalam sabuah perbincangan, tidak dalam praktek keseharian, maka tidak heran jika perayaan tersebut tidak mampu membawa pengaruh apa-apa dalam dinamika kehidupan. Kehidupan ini tetap carut marut dan malah tambah rusak kerena orientasi orang yang sering merayakan kelahiran nabi mejadikan perayaan ini sebuah kendaraan musiman untuk memuluskan kepentingan-kepentingan pribadi yang muaranya tak lain kecuali untuk menumpuk materi.

Komentar