TERNYATA TAKDIR ITU KITA YANG MENENTUKAN

ان الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروأ ما بأنفسهم.....
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum, kecuali mereka merobah dengan sendirinya, (Qs. Ar-Ra’d : 12).

Ketetapan Allah yang diyakini sebuah takdir oleh Manusia ternyata tergantung pada usaha manusia itu sendiri. Dengan predicate makhluk yang paling sempurna manusia diberi pilihan untuk menentukan hidupnya. Dengan berbekal aqal itulah manusia juga diberi amanah untuk mengelola bumi. Pada intinnya Takdir Allah ada di ujung usaha manusia itu sendiri, jika manusia berjalan (berusaha) menuju kebaikan maka manusia akan mendapatkan kebaikan, begitu juga sebaliknya.

Manusia yang merupakan kolaborasi antara sifat malaikat dan syetan di lengkapi sifat ke-Tuhan-an yang melekat dihati sanubari manusia menjadikan manusia menjadi makhluk paling sempurna dari makhluk lain ciptaan-Nya. Takdir Allah akan ikut pada kecendrungan manusia mengikuti sifat yang ada pada dirinya. Jika cendrung pada sifat malaikat dapat di pastikan manusia tersebut akan bahagia dunia-akhirat, tapi jika cendrung pada sifat syetan yang merupakan musuh nyata bagi manusia akan memburamkan dan mencelakakan manusia itu sendiri.


Benar memang jika hidup adalah sebuah pilihan. Jika kita ingin baik, maka perbuatan dan perkataan harus juga baik. Kadang ada juga orang yang ingin baik tapi perkataan dan perbuatannya tidak baik. Orang yang tidak baik pada dasarnya sudah menyalai pada suara hati nuraninya yang membisikkan kebaikan, mereka mengabaikan suara hati nuraninya yang merupakan suara Tuhan, hingga pada akhirnya suara itu tidak memberikan pengaruh apa-apa dikarenakan sudah tertutupi oleh kebejatan nafsu birahi yang di prakarsai oleh syetan. Subhanaallah. Inilah mungkin gambaran dari manusia yang dijauhkan dari petunjuk Tuhannya karena tidak mendengarkan suara hati nuraninya. Sejatinya, disitulah takdir Tuhan, sebagai akhir atau muara dari pilihan hidup manusia. Maka, Tuhan menciptakan syurga dan neraka punya tujuan yang salah satunya sebagai hadiah atas manusia yang mengikuti dan mengabaikan petunjuk-Nya, Jika mengabaikan terpaksa manusia dihadiahi neraka-Nya, baegitu juga sebaliknya.

Tuhan tidak pernah melihat hasil, tapi Tuhan melihat proses yang dilakukan oleh manusia. Berkeinginan untuk menjadi orang berilmu dan berpengetahuan tapi kerjannya hanya bermalas-malasan, berkeinginan untuk menjadi orang yang kaya tapi tidak mau berusaha. Semua itu tidak akan pernah tercapai jika tidak ditopang dengan maksimalnya sebuah usaha. Hingga kadang jalan pintas menjadi sebuah pilihan, semisal : korupsi, ekploitasi, dan usaha lain yang tidak pantas dianggap pantas menjadi jalan pijakannya hingga memunculkan saling peras, menindas dan mengorbankan orang lain untuk mencapai tujuannya. Subhanallah. Mari kita bersama-sama untuk memurnikan kembali akan sebuah usaha manusia yang capaiannya adalah sukses berdasarkan suara hati nurani sebagai suara Tuhan pembimbing sejati. Jika kita mau mendengarkan dan melaksanakan petunjuk hati nurani, maka kesuksesan akan segara kita gapai dengan tampa merugikan orang lain dan mengorbankan makhluk sekitar kita.

اياك نعبد واياك نستعين. اهدناالصرط المستقيم. صرط الذين انعمت عليهم غير المغضوب
عليهم ولا الضالين.
Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah : 5-7)

Komentar