DESKRIPSI EKONOMI KAPITALIS DAN SOSIALIS

Ekonomi Kapitalis

Faham ekonomi ini digagas oleh Adam Smith melalui bukunya yang menumental ‘An Inquiry into the nature and causes of the wealt of nation’. Ia menorehkan gagasan yang berciri umum ‘liberal’. Dengan semboyan khasnya laisser aller, laisser passer’. (bebas berbuat dan bebas bertindak). Pemikiran ini sebagai kritik talak terhadap faham ekonomi markantilisme[1] yang sangat didominasi oleh peran Negara. Dalam dunia nyata, kapitalisme memang tidak memiliki bentuk yang tunggal. Ia memiliki ragam yang tidak selalu sama ditiap Negara yang menerapkan faham ini. Pendevinisiannya dari Negara maju-berkembang sangat vareatif, Sehingga kemugkinan tidak murninya pemikiran yang digagas oleh Adam Smith bisa terjadi. Capital menjadi titik sentral dari perputaran kegiatan ekonomi[2], yang menyebabkan sulitnya pendevinisian atas faham ekonomi kapitalisme itu sendiri. Beberapa konsep penting yang menjadi pilar bagi ekonomi konvensional, khususnya kapitalisme, yaitu : rational economic man[3], positivism[4], dan say’s law[5]


Ekonomi Sosialis

Faham ini digagas oleh Karl Marx, keresahannya tehadap kehidupan yang terjadi pada masanya yang dikuasai oleh faham kapitalism, dimana kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya sangat tajam membuatnya mengagas penyemarataan hak dalam perekonomian. Yang kita kenal sekarang ‘ekonomi sosialis. Sebagaimna istilah Marx, borjuisme (orang kaya) pada masa itu sangat berperan kuat dalam pemiskinan masarakat Proletar[6]. Dibanyak tempat dijumpai pemiskinan ekonomi oleh orang-orang bermodal (capital) atas kaum proletar itu sendiri. Selain itu, yang menyebabkan tumbangnya faham kapitalisme oleh faham sosialisme yang digagas oleh Marx ketika daya beli kaum proletar melemah yang menyebabkan barang-barang produksi tidak laku, maka barang-barang produksi tersebut hanya menumpuk digudang-gudang borjuis tertentu. Maka, lahirlah revolusi besar-besaran, dimana Marx mampu mempersatukan kaum buruh (proletar) untuk menuntut orang borjuis berbagi kekayaan dan keadilan. Kemudian muncul istilah masyarakat tampa kelas, yang semuanya sama kaya-sama miskin, tidak ada buruh tidak ada majikan.

Rumusan strategi ekonomi sosialis :

a.       penghapusan hak milik pribadi atas factor produksi.

b.      Sifat, cakupan dan ragam industri mengacu pada kebutuhan social.

c.       Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan oleh Negara.

d.      Distribusi pendapatan oleh Negara.


Kritik terhadap kapitalisme dan sosialisme


Kritik Terhadap Kapitalisme

Kritik oleh tokoh ekonomi sosialisme :

1.      Distribusi kekayaan dan pendapatan yang tidak merata, sehingga menyebabkan kesenjangan yang tajam diantara kaum proletar dan borjuis.

2.      Perekonomian yang tidak stabil dan mengandung banyak konflik.

3.      Tidak produktifnya okonomi kapitalisme. Motif mengejar laba maksimum akan mendorong pelaku ekonomi lebih memburu rente ekonomi (economic rent) dari pada nilai tambah produksi (Added Value).

4.      Pada akhirnya kapitalisme tidak cukup kompetitif, karena persaingan yang bebas secara alamiah akan melahirkan monopolis.

5.      Tidak memperhatikan kesempatan kerja yang tinggi.


Kritik lain diantaranya : pertama, konsep rational economic man yang mengasumsikan bahwa tindakan ekonomi manusia hanya didorong oleh pertimbagan material dan kepentingan individual semata adalah tidak realistis. Pendapat ini tidak mempunyai argumentasi teologis, rasional, dan dukungan empiris yang memadai. Kedua, positivism.  Teori ini bertentangan dengan krkateristik dasar ilmu social dan fakta empiris perekonomian dunia. Ketiga, Say’s Law. Teori ini belum juga didukung oleh fakta empiris.


Kritik terhadap sosialisme

1.    Penghapusan hak-hak individu, langkah ini sangat bertentangan dengan fitrah manusia, sebab secara naluriah manusia memiliki keinginan untuk memiliki dan menguasai suatu untuk berbagai kepentingannya.

2.    perekonomian tidak efesien dan tidak produktif.

3.    Distribusi pendapatan yang tidak merata



[1]  Faham ekonomi yang berpandangan bahwa, perdagangan internasional dan penguasaan emas adalah suatu yang paling penting dalam perekonomian.
[2]  Sombart (tokoh yang banyak melahirkan karya tentang ekonomi kapitalis)
[3] Sikap rasionalisme pelaku ekonomi, dengan pendefinisian umum bahwa pelaku ekonomi ini akan bersikap matrealistis dan selalu mementingkan kepentingan dirinya sendiri (Self interest).
[4] Usaha mewujudkan ilmu ekonomi yang obyektif, bebas dari pertimbangan moralitas dan nilai, yang muaranya adalah netralitas dalam meyakinkan setiap pernyataan ekonomi sesuai dengan fakta empiris.
[5] Keyakinan terciptanya keseimbangan dalam penawaran dan permintaan (Supply demand)
[6]  Masyarakat miskin, yang pada masa itu menjadi buruh dan menggantungkan hidupnya pada indutri kepemilikan seseorang yang mengandalkan tenaga manusia dalam memproduksi suatu barang.

Komentar