SAYA 'KALAH'

*Marlaf Sucipto
Haha, hari ini (Sabtu, 21 Mei 2011) saya mengikuti Rapat Tahunan Akhir Rayon (RTAR) PMII Rayon Syariah Komisariat Sunan Ampel Cabang Surabaya. Saya mengikuti acara ini sejak jam 08:30-22:50. Bagi saya, tergolong lama dan melelahkan. Pertemuan yang sengaja mengodok tentang aturan pokok Rayon untuk periodesasi 2011-2012 tergolong lama tapi tidak berbobot. Kenapa saya berani katakan tidak berbobot?, karena dari setiap persidangan yang berlangsung, tidak ada kejelasan catatan perubahan yang dicatat oleh sekretaris sidang, parahnya dari setiap selesai persidangan, dimungkinkan dari masing-masing sekrataris sidang, tidak mengamankan, malah ada yang tidak mencatat terhadap hasil persidangan. Hahaha, tapi saya salut pada proses pengodokan draft RTA Rayon 2011 ini, karena telah dilalui dengan diskusi panjang dan argumentasi yang cukup menukik. Tapi, sayang beribu sayang, semua hasil diskusi dan perdebatan itu lenyap bersama waktu yang sudah berlalu.
Sebenarnya, saya sudah cukup bangga pada proses RTAR ini (walaupun, hasilnya nanti sangat jarang dilaksanakan) karena dua RTAR dalam kepengurusan sebelumnya hanya terkesan del bungkus-del bungkus (kesepakatan-kesepakatan tanpa ada dialektika yang dibangun), itupun diletakkan dibasecamp PMII Rayon Syariah dalam waktu cepat dan singkat.

Saya berbicara seperti ini, selain melihat hasil, juga mementingkan proses. Menurut saya, hasil akan bagus, bila dilalui oleh proses yang juga bagus. Angkatan kami (2008), khususnya saya pribadi, merasa dilahirkan dari proses kaderisasi yang ‘kurang’ bagus. Saya contohkan, penyusunan draft RTAR dalam dua priode kepengurusan sebelumnya, pada masa saya masih menjadi kader paling muda, saya tidak mendapatkan proses penyusunan draft yang maksimal, sebagaimana saya sampaikan diatas, hanya terkesan del bungkus-del bungkus. Contoh yang kedua, tradisi di PMII Rayon Syariah, mengenai calon yang akan diusung, baik ditingkatan rayon maupun di internal kampus, lebih menggunakan pemufakatan-pemufakatan angkatan, yang menurut saya, sangat kental dengan nuansa kepentingan-kepentingan orang tertentu, khususnya kader yang berada diatasnya. Sehingga, karena sudah terbangun tradisi demikian, pada waktu menyusun RTAR dan Pemilihan Ketua Rayon, sangat kering dialektika, sehingga untuk melihat kometmen, integritas, kapabilatas, visi-misi, dan seabrak penilaian lain untuk calon ketua tidak ada. Parahnya, semua peserta sidang, khususnya kader yang berada dibawahnya langsung dihegemoni untuk memilih ketua rayon sebagaimana selera sebagian orang yang sudah berhasil menghegemoninya. Jadi, jika tradisi diatas tetap bertahan kuat dalam karangka fikir kader PMII Syariah, maka jangan bermimpi untuk menjadikan PMII Syariah secara kualitas bisa lebih baik. Tetap sebagaimana lagu lama, kuantitas akan cukup membanggakan, dengan kualitas yang sangat memprihatinkan. Bisa dilihat dari proses kaderisasi formal, Mapaba dan PKD. Pada Mapaba, hampir dipastikan semua mahasiswa baru akan menjadi peserta, masuk pada PKD, peserta sudah ¼ , bahkan bisa jadi lebih sedikit lagi. Tidak terhenti di PKD, dilangkah selanjutnya, terus akan mengecil dan mengecil. Penilaian saya, semoga saja tidak terjadi. Jika PMII Rayon Syariah tetap dengan kebiasaan lamanya sebagaimana saya ulas, sudah hampir bisa dipastikan, PMII Rayon Syariah akan punah secara pelan tapi pasti. Kepunahan itu akan diawali, dari tidak berkualitasnya kader yang terus menerus lahir dari proses kaderisasi ini. Sehingga orang-orang yang selanjutnya akan menjadi kader, akan berfikir ulang untuk bergabung dalam organisasi ini, bahkan meraka yang sudah bergabung menjadi anggota maupun kader, dikit demi sedikit secara berjamaah akan malas untuk ada di PMII, karena PMII sudah jauh nilai-nilainya, dengan bahasa kerennya, PMII sudah tidak menarik.

Mari berefleksi sama-sama, jika kita melanjutkan tradisi sebagaimana saya ulas diatas, maka secara pelan tapi pasti, PMII akan segera punah dan musnah. Tapi, jika kita masih bisa untuk membangun kesadaran bersama, dan bisa mengemas PMII semenarik dan secantik mungkin, maka, kata mungkin untuk mempertahankan organasasi ini layak dipertimbangkan……

Angkatan 2008 mengawali untuk menghapus pemufakatan-pemufakatan sebagian orang tersebut, walaupun masih terkesan ada intervensi senior didalamnya. Walhasil dengan posisi saya sebagai salah satu calon yang kalah, saya tetap bangga terhadap hal ini, karena saya merasa berhasil, telah mampu menghapus pemufakatan-pemufakatan yang hanya diambil oleh sebagian orang dalam menentukan siapa yang akan menjadi ketua Rayon PMII Syriah
Selanjutnya, saatnya semua kader, untuk juga ikut menentukan dan meberikan penilain, siapa calon rayon selanjutnya yang dipandang layak dan pantas menjadi ketua rayon. Karena penilaian kualitatif itu lebih dimungkinkan deberikan kepada semua kader dengan pertimbangan akal sehat dengan suara terbanyak sebagaimana system demokrasi yang telah kita ketahui bersama.

Selamat berefleksi, kepengurusan baru yang dikomandani oleh sahabat Nur Muhammad Muadzom, semoga bisa menjadi lebih baik dan bisa menjawab terhadap tantangan hidup yang semakin berkembang……

*Kandidat yang kalah…..hehehe

Komentar

  1. tetep semangat kang marlaf,

    paling tidak qt sudah menapakkan selangkah kaki dalam mengubah tradisi yang ad agar Pmii Syariah BERDIKARI,
    tanpa adnya hegemoni dan intervensi dari oknum-oknum tertentu,
    toh meskipun ada segelintir penunggangan kepentingan kelompok dalam RTA kemaren,
    semoga kepentingan tersebut dalam hal positif,

    PMII Syari'ah bukan hanya milik ketua terpilih,
    tapi milik kita bersama,
    ayo qt fikirkan !!!
    mau di bawa kemana PMII Syari'ah selanjutnya

    BalasHapus
  2. sangat menarik mambaca artikel ini san saya melihat tidak ada nuansa egoisme dalam artikel ini. mungkin yang berkomentar di sini hanya seorang yang sudah tenggelam dan bisa si bilang "expires". jadi teruskan perjuangan sampai titik darah penghabisan. walaw tidak berada di garis depan. maaf saya tidak hadir RTA, karena ada ato tidak adanya saya itu tidak berpengaruh pada berjalannya RTA. dan yang akan dihasilkan dari RTA ini sudah bisa tebak, siapa yang akan menjadi "ketua". jadi tidak ada gunanya bagi saya untuk hadir. dan jika memang hal ini bisa mengganggu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya....

    BalasHapus
  3. terus berjuang sahabat...salut dengan aksi bumi-hangus ente,tapi memang realitas yang ente paparkan begitu menggejala di pergerakan kita...semoga PMII selalu di hati

    BalasHapus
  4. salam pergerakan....
    kang kalau boleh saya nanya, kira2 sampean ada dalam sistem kepengurusan gak?, hal itu boleh di ucapkan kalau anda bukan kader, saya kira anda juga kader di dalam organisasi itu, jadi wajib hukumnya anda untuk menyelesaikan kaderisasi yang menurut anda kurang bagus. saya kira hal itu lebih realistis dari pada mengumbar kekecewaan, apalagi coment karena anda kecewa tidak terpilih.
    oh ya anda bicara seakan anda sudah memberikan perubahan kaderisasi yang cukup signifikan di tubuh organisasi. ketua umum hanyalah pemimpin dalam organisasi tetapi kaderisasi wajib di jalankan oleh semua kader.
    oh ya PMII gak pernah punah dan akan terus berkualitas, jika oknum di dalamnya sadar akan tanggung jawab moral yang di emban.
    saya kira anda punya tanggung jawab itu. sudah dulu ya kang, saya hanya kader yang mencoba berpikir realistis aja.

    BalasHapus
  5. kak q sangat apresiatif dengan koment kakak, cuman ada yang sedikit mengganjal. kakak kan juga yang mengkader kami, kalau kakak bilang seperti yang kakak tulis, seakan kakak meludahi diri sendiri dan bagaimana saya bisa yakin ke PMII kalau yang memproduk saya menjelekkan kaderisasi yang dia buat.
    dan q kira RTA kemaren cukup bagus, banyak ilmu yang q dapat disana, apalagi ketika ada kakak pengurus yang menyalahkan pimpinan sidang, itu berarti PMII peduli pada kaderisasi.
    saya bangga ketika ada tindakan seperti itu. kalau kekurangan bagi q 2 wajar aja.

    BalasHapus
  6. Atas semua masukan, matur sembah tank you....

    Semua bebas melihat dan mengomentari saya dari sudut pandang manapun

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkenan memberi komentar...