Tadi siang (Rabu, 4 Januari 2012), saya merasa terpanggil untuk mengawal penolakan atas: Keputusan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, tentang pemberangkatan dan pemulangan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari, ke tempat tujuan KKN dengan biaya sendiri-sendiri. Kenapa? Sesuai dengan pernyataan Rektor IAIN Sunan Ampel, Prof. Dr. Nur Syam, M. Si., ketika saya dan teman-teman dulu melakukan audiensi terkait pemunduran KKN dari Juli-Agustus 2011 ke Januari-Februari 2012 bahwa: “Selain Fakultas Tarbiah tidak bisa melaksanakan KKN di tahun sekarang, juga anggaran KKN 2011 sangat tidak memungkinkan (cukup) untuk melaksanakan KKN pada tahun 2011, maka, KKN dimundurkan pada awal Januari 2012, dan Institusi IAIN tidak akan menarik uang sepeser pun kepada peserta KKN, karena anggaran KKN tahun 2011 sudah digabungkan dengan anggaran KKN 2012. Maka, dana KKN dianggap cukup”. Begitu kurang lebih pernyataan Rektor IAIN, ketika saya dulu melakukan Audiensi di Rektorat. Atas hal tersebut, ada beberapa hal yang penting saya sampaikan, terhusus pada hasil audiensi tadi siang dengan pihal LPM selaku penanggung Jawab KKN 2012.
- Biaya KKN 2012, berkisar Rp. 450.000.000,-. Dari anggaran tersebut, menurut saya, sudah sangat besar. Walau sebelumnya, LPM katanya mengangarkan sekitar Rp. 600-700.000.000,-. Tapi yang didisposisi institusi IAIN (rektorat) hanya sekitar Rp. 450.000.000,-. Keterangan sepintas yang saya dapat tadi siang masih belum rinci dan detil, belum bisa diterima oleh civitas akademika IAIN Sunan Ampel dan mungkin juga masyarakat khalayak. Kenapa? Karena yang dijelaskan hanya, bahwa biaya Rp. 450 Juta dianggarkan untuk biaya survie tempat, modul, tutor pelatihan. Modul pun terbatas, hanya mencetak 700 eks dari 1.700 mahasiswa yang mau melaksanakan KKN. Apa hanya itu? Permohonan saya, institusi terkait (LPM), harus mempublikasan ke khalayak umum terkait pengalokasian dana KKN Tersebut. Agar tidak memunculkan kecemburuan sosial.
- Pertanyaan yang belum terjawab tadi siang, apakah KKN 2012 hanya dibiayai oleh Institusi IAIN Sunan Ampel? Kenapa saya bertanya demikian? Karena oleh LPM tadi siang disampaikan bahwa, penempatan mahasiswa di daerah setempat (Bojonegoro dan Madiun) sudah ditetukan oleh pemerintah daerah setempat. Pembacaan sementara saya atas hal tersebut, Institusi IAIN menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat. Nah, ketika bentuknya kerja sama, apa iya semua biaya ditanggung oleh IAIN? Semoga ada yang bisa memberikan jawaban yang tidak menimbulkan tanya lagi?!
- Terkait pernyataan Rektor IAIN yang menjamin tidak akan melakukan penarikan biaya KKN 2012 harus benar-benar dibuktikan. Kenapa? Karena apabila dana KKN 2011 digabungkan dengan dana KKN 2012, sangat tidak mungkin kurang. Perbandinganya, KKN tahun-tahun sebelumnya cukup, kok, dan dananya tidak pernah digabung-gabungkan dengan dana KKN di tahun sebelum dan sesudah KKN. Jika alasan yang dipakai, karena Departemen Agama (Depag) sudah tidak mensubsidi lagi biaya KKN yang katanya dulu 100.000/mahasiswa juga sangat tidak beralasan, kenapa? Karena KKN sebelum-sebelumnya tidak pernah ada pengabungan dana KKN. Menurut penuturan teman yang sudah melaksanakan KKN, dulu pada waktu pelatihan metodologi -sekarang (Partisipatory Action Research) PAR- KKN, teman-teman juga dapat makan. Sekarang? Totor pelatihan saja hanya cukup satu gelas air mineral dengan biaya lelah 30.000,-/per orang setiap hari selama pelatihan (3-7 Januari 2012). Apakah itu layak dari jam 08:00-16:30? Menurut saya,sangat tidak layak.
- Sebagaimana disampaikan LPM tadi siang, bahwa tidak ada upacara pelepasan KKN secara simbolis oleh rektor. Rektor saat KKN berlangsung, akan turun langsung ke masing-masing daerah untuk memantau perjalanan KKN. Soal pantau memantau, sih, iya, Cuma, bagi saya, hal ini masih sanksi, kenapa? Kerana pelepasan secara simbolis ini, akan menjadi salah satu tanda integerasi pelaksanaan KKN secara serentak dari lima Fakultas yang ada di IAIN. Jika berangkat sendiri-sendiri, berarti tidak ada bedanya dong dengan KKN yang di handle oleh Fakultas pada tahun-tahun sebelumnya. Di situ juga rektor berkesempatan untuk menyampaikan saran-saran secara langsung kepada seluruh mahasiswa yang mau melaksanakan KKN, ketimbang beliau turun langsung ke lapangan dengan kemungkinan tidak bisa menyentuh semua mahasiswa yang mau melaksanakan KKN.
Begitulah bebarapa saran masukan yang bisa saya sumbangkan, hal tersebut saya lakukan semata-mata atas kecintaan saya pada almamater tercinta IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sebentar lagi akan bermetamorfosis menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Semoga lancar…
Semoga lancar…
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...