Isro’ Mi’roj (IM) adalah peristiwa luar
biasa yang hanya terjadi sekali sejak kehidupan ini ada sampai sekarang.
Peristiwa ini, dijelaskan secara umum dalam al-Quran surah
al-Isra’-17:1, dan dijelasakan secara rinci oleh salafus as-sholeh
melalui kitab-kitab mu’tabarah yang banyak dijumpai disekitar kita.
Tidak ketinggalan ulama’ masa kini juga banyak yang menjelaskan tentang
peristiwa agung tersebut. Semisal Agus Musthafa, melalui serial tasawuf
modern-nya. Banyak orang telah menjelaskan IM dari sudut pandangnya
masing-masing dan atas dasar ilmunya masing-masing. Pemahamaan umum yang
ada dan sering kita jumpai bahwa, IM adalah peristiwa agung dimana
Rosul Muhammad akan menerima perintah sholat secara langsung dari Allah.
Wahyu Allah yang lain, menurut banyak
leteratur yang saya baca, cukup ‘dititipkan’ pada malaikat Jibril
sebagai pengantar wahyu. Kenapa wahyu tentang perintah sholat tidak
melalui melaikat Jibril, kok Allah mau menyampaikan perintah tersebut
secara langsung kepada Nabi Muhammad?. Itulah misteri, dimana para
ulama’ sejak dulu sampai sekarang hanya sampai dititik spekulasi dalam
mengartikulasikannya. Bahkan ketika tim terbit bulletin ini meminta saya
menulis tentang IM dalam konteks kekinian, saya kebingungan lantaran
masih belum mampu menguak tragedi misterius tersebut. Kenapa saya
katakan misterius, karena perjalanan nabi yang ditempuh dalam waktu
semalam dari langit satu-ketujuh, dan beliau oleh banyak kitab mu’tabarah
dijelaskan berjumpa, bertegur sapa, dan sempat sholat berjamaah dengan
para nabi yang sudah mendahuluinya, menjadi hal yang tidak bisa dinalar
oleh manusia. Kecuali diyakini sebagai wujud ketidak berdayaan hamba
didepan Tuhannya yang maha segalanya.
Isro’ Mi’raj dan Perintah Sholat
Sebagaimana saya sampaikan diatas, Nabi Muhammad melakukan mi’raj,
dari langit satu-ketujuh, tiada lain kecuali menerima perintah sholat
secara langsung dari Allah. Kenapa sholat, karena sholat adalah ibadah
yang paling utama dari yang utama, sholat mencegah perbuatan keji dan
mungkir. Sholat adalah ibadah yang bisa dilaksanakan oleh siapapun tanpa
memandang status sosial yang disandangnya. Sholat adalah ibadah yang
menempatkan manusia dalam posisi yang sama diantara manusia satu dan
lainnya. Sholat adalah sarana paling efektif untuk mengungkapkan syukur
dan ‘bertemu’dengan-Nya, dan sholat akan menjadikan manusia tenang,
tentram atas manusia yang menjalaninya. Ini semua, sampai detik ini,
tidak satupun orang mampu menalarnya. Tapi sudah banyak orang, merasakan
dan menikmatinya. Rasa, sudah menjadi urasan hati, sedangkan nalar,
sudah barang tentu urusan akal. Keduanya tidak bisa dipertemukan, tapi
keduanya bisa disandingkan. Karena kebesaran Allah, termasuk peristiwa
IM, tidak semua orang mampu menjangkaunya. Tapi bagi orang yang beriman.
Hanya bisa menyakini dan menikmatinya akan kebesaran-Nya yang luar
biasa.
Isra’ Mi’raj Dalam Dunia Modern
Ditengah kompleksnya kehidupan masa
kini, dan persoalan hidup yang terus menumpuk, sholat hadir sebagai
solusi yang solutif. Karena dalam sholat, diajarkan kesataraan,
persaudaraan, kerukunan, kebersamaan, saling memaafkan, saling
menghargai satu sama lain. Setara dalam arti, dalam melaksanakan sholat,
setiap orang tindakan dan geraknya sama antar manusia satu dan lainnya.
Status sosial ditanggalkan dalam hal tersebut. Persaudaraan yang
terjadi dan terjalin sebelum dan sesudah melaksanakan sholat akan
menimbulkan kerukunan diantara manusia satu dan lainnya, sehingga
kebersamaan tercipta dengan sendirinya. Memaafkan atas segala salah dan
hilaf terjadi begitu saja jika kerukunan dan kebersamaan tersebut sudah
terjalin sedemikian baik sebelumnya. Sehingga tak heran, bila sholat
berjamaah, yang melambangkan kebersamaan dan persaudaraan yang erat
diganjar oleh Allah dengan 27 pahala ketimbang sholat sendirian yang
hanya mendapatkan satu pahala.
Bersaudara, rukun, bersama, saling
menghargai, dan saling memaafkan akan menjadi jawab dari setiap problem
masa kini yang cendrung individualistik dan menuhankan akal.
Saatnya kita memperbaiki diri dengan sholat yang baik lagi benar dengan bersama-sama (berjamaah).
* Gubernur SEMA Syariah 2012-2013
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...