Mengawali tulisan ini, saya tidak
bermaksud untuk kembali menumbuhkan perseteruan antara yang pro dan kontra
terhadap ajaran syiah. Tapi lebih karena untuk menuangkan bebarapa pemikiran
pribadi setelah mengetahui, mempelajari tentang isu-isu syiah yang kembali
menjadi perbincangan hangat ahir-ahirnya ini. Sampai Majelis Ulama’ Indonesia
(MUI) Jawa Timur-pun mengeluarkan fatwa dan keputusan terkait ajaran tersebut.
Syiah yang dikategorikan sesat
oleh MUI Jawa Timur (Jatim), adalah syiah Imamiyah Itsna Asya’riyah atau yang
dikenal dengan istilah madzhab ahlul bait. Syiah ini dikategorikan sesat karena
menebarkan kebencian dan mencaci maki atas sahabat nabi selain Ali bin Abi
Thalib. Sahabat tersebut adalah, Abu Bakar As-Siddiq, Umar Ibn-Khottob, Usman
Ibn-Affan. Selain itu, Syiah Imamiyah Itsna Asya’riyah juga mengatakan al-Quran
tidak lengkap dan yang lengkap hanya diketahui oleh para imam mereka. Dan, selain
mencaci, mengkafir-kafirkan sahabat, dan memaki istri Rasul Muhammad SAW
semakin memperkuat dan mempertegas MUI Jatim untuk mengeluarkan fatwa dan
keputusan, bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asya’riyah adalah ajaran sesat dan
menyesatkan. Meminta segenap kaum muslimin untuk hati-hati atas ajaran
tersebut.
Tidak Membenarkan dan Menyalahkan MUI Jatim
Posisi tidak membenarkan. Kembali
kepada sosok Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak lepas dari cacian, makian, hinaan,
bahkan tidak sedikit upaya pembunuhan atas dirinya. Tapi walaupun demikian,
Rosul Muhammad tidak pernah mencaci balik, memaki balik, menghina balik, dan
membunuh balik atas siapapun yang melakukan hal tersebut kepada nabi. Yang ditemui,
nabi malah mendoakan baik dan tetap menebarkan ajaran agama dengan santun,
sopan dan penuh hormat kepada siapapun. Termasuk pada orang yang membenci,
mencaci, menghina, dan yang mau membunuh beliau sekalipun. Ini ajaran rosul
yang saya ketahui selain ajaran mulya lain yang bikin semua orang takjub
kepadanya. Kembali kepada soal syiah, jika kita benar mau mengikuti pribadi rosul
Muhammad yang mulya, melihat ajaran syiah Imamiyah Itsna Asya’riyah yang
mencaci maki sebagian sahabat, sebagian istri Nabi Muhammad, dan mengatakan
al-Quran tidak lengkap dan yang lengkap hanya ada pada imamnya, apakah lantas
kita harus mengakatan syiah tersebut sesat dan harus melawannya dengan tindakan
yang distruk?. Sekali lagi, yang saya tahu, pribadi rosul tidak mengajarkan
demikian. Yang diajarkan rosul adalah menyebarkan ajaran agama dengan cara dan
sikap yang baik lagi terhormat (mau’datul
hasanah), sekaligus mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang telah
diajarkannya.
Posisi tidak menyalahkan, pada
prinsipnya, keputusan MUI Jawa Timur, juga untuk memulyakan ajaran rosul
Muhammad SAW. Cuma caranya menurut saya perlu dikoreksi ulang. Memulyakan ajaran
rosul maksudnya, rosul tidak pernah mengajarkan dan menganjurkan umatnya untuk
mencaci, memaki, menghina bahkan membunuh siapapun. Atas dasar apapun. Karena syiah
masih menjadi bagian dari agama islam, jika benar menganut dan mengikuti
pribadi rosul, maka cacian atas sebagian sahabat, sebagian istri rosul, dan
mengatakan al-Quran itu tidak lengkap dan hal lain yang tidak pernah dilakukan
rosul, maka hal tersebut sepantasnya tidak terjadi.
Kembalikan kepada ajaran Rosul Muhammad SAW
Rosul Muhammad SAW, adalah orang yang
lahir dari trah orang biasa, bukan
keturunan raja atau orang ‘besar’ lain sekalipun. Hal tersebut sebagai
penjelas, bahwa Rosul Muhammad dilahirkan, diutus untuk menjelaskan dimana yang
baik dan yang buruk. Sedangkan baik dan buruk tidak melekat pada status sosial
yang dibentuk oleh manusia itu sendiri. Melainkan melekat pada pribadi
masing-masing orang itu sendiri. Berstatus apapun orang tersebut.
Posisi Rosul Muhammad SAW sebagai
penyampai (risalah), jika kita
mengaku ummatnya dan mau mengikuti beliau, tidak perlu memaksakan kehendak,
tidak perlu mencaci, memaki, apalagi menggelorakan perang atas mereka yang
tidak mau mengikuti apa yang kita sampaikan dan yang kita yakini, karena
pribadi rosul tidak pernah memaksakan kehendak, tidak pernah mencaci, tidak
pernah memaki, bahkan tidak pernah membunuh atas mereka yang tidak mau
mengikuti ajaran dan keyakinannya. Tidak percaya?, pelajari lagi pribadi rosul
ketika salah satu pamannya tidak mau meng-imaninya. Rosul tidak mencaci,
memaki, bahkan tidak membunuh. Yang dilakukan rosul adalah mendoakan baik pamannya
walaupun tidak mau meng-iman-inya. Luar biasa bukan?, hanya rosul Muhammad yang
berani bagitu dan kita selaku ummatnya patut meneladaninya.
Mari, sampaikan yang haq dan yang bathil tanpa perlu kita memaksakannya.
Terkait ajaran syiah yang
dikatakan sesat oleh MUI Jawa Timur, menurut saya, tidak punya pertalian dengan
ajaran substantif yang telah diajarkan rosul kepada kita. Isu syiah, terkesan
hanya sekedar tendensi politik temporal untuk kepentingan dan keuntungan
kelompok tertentu yang mengatasnamakan kebenaran agama.
Wallahu A’lam….
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...