Hari
ini, Senin, 15 Juli 2013, adalah hari pertama aktif sekolah-sekolah
di seantaro Nusantara setelah libur panjang. Sejak hari ini pula,
kurikulum baru, Tahun 2013, diberlakukan. Walaupun masih belum semua
sekolah-sekolah bisa menerapkan kurikulum baru tersebut, kita patut
mengapresiasi, jika negeri ini berupaya terus melakukan perubahan
untuk Indonesia lebih baik, salah satunya, melalui pendidikan.
Kurikulum
2013 telah melalui diskusi panjang, perdebatan, bahkan telah diuji
secara terbuka oleh Menteri Pendidikan (Prof. Dr. Muhammad Nuh).
Siapapun boleh menyoal!. Buku-buku ajar selain diprogram untuk
didistribusikan ke sekolah-sekolah secara hard, berkat kemajuan
informasi dan tekhlogi, juga telah bisa di download secara gratis di
website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Siapa
pun dan sekolah mana pun, mempunyai peluang dan kesempatan yang sama
untuk mengetahui dan mendapatkan kurikulum 2013. Berkah kemajuah
tehknologi, materi ajar yang pernah tidak terdistribusikan secara
merata di seluruh negeri, ahirnya secepat kilat semua orang
berkesempatan untuk memiliki.
Bagi
yang kurang sepakat atas hadirnya kurikulum 2013, tidak ada salahnya
agar tetap terus melakukan diskusi-diskusi secara terbuka. Baik
dengan pencetus dan pengamat pendidikan, yang mendukung dan yang
tidak mendukung atas lahirnya kurikulum 2013. Karena bagaimana pun,
kurikulum 2013, harus tetap bisa berdialog dengan laju dinamika zaman
yang terus mengalami perubahan-perubahan.
Saling
menyalahkan, fanatik atas faham dan standart kebenarannya sendiri,
tidak mencerminkan seorang warga negara yang baik. Warga negara yang
baik, ialah mereka yang turut andil dalam proses perbaikan negeri,
dengan turut serta dalam uruk rembuk segala persoalan yang melingkupi
negeri, tanpa lagi harus memaksakan kehendak dan kebenarannya
sendiri-sendiri, dengan luapan emosi yang kadang berahir anarki.
Pendidikan
diadakan, tujuan sederhananya agar setiap orang yang terdidik
beradab, bukan biadab! Potret sederhana dari orang yang beradab
ialah, lebih mengedepankan berfikir jernih dalam menghadapi setiap
problema hidup, walaupun keras sekalipun. Dan, bertindak anarki dalam
merespon setiap dinamika hidup, tidak mencerminkan manusia terdidik
yang beradab. Akal dan hati, akan menjadi kompas utama setiap manusia
yang terdidik, menuju keadaban hidup dalam berbangsa dan bernegara
secara baik.
Selamat
memasuki era kurikulum baru, menuju Indonesia yang harus lebih baik.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...