Hari
ini, Jum'at, 15 November 2013, saya berkesempatan untuk hadir dalam
acara "Mata Najwa" di Kampus Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM). Dengan visi yang sama, saya bersama mahasiswa lintas
generasi dan organisasi berangkat menggunakan Kereta Api, teman yang
dirajut melalui komunikasi SmartPhone BlackBerry Messenger
berjumlah sampai 35 orang, semuanya study di Surabaya. Satu orang
aktifis mahasiswa dari Lamongan, komunikasinya dirajut melalui media
sosial Facebook, dengan akun Facebook bernama, Eny Marty. Yang
positif berangkat secara bersama-sama malalui Stasiun Wonokromo,
Surabaya berjumlah 24 orang, selebihnya, berangkat sendiri-sendiri
menggunakan kendaran pribadi. Arus balik Malang-Surabaya, bertambah
tiga personel yang turut bergabung.
![]() |
Foto bersama Foriegner Belanda |
Hari
ini, saya mendapat pengalaman, ilmu, dan teman baru. Pengalaman;
sejak saya hidup, belum pernah menginjakkan kaki dan ikut sebuah
acara di kampus yang menjadi satu-satunya kampus di Jawa Timur yang
berani "mengiklankan" kampusnya melalui televisi sekelas
MetroTv. Selain itu, saya belum pernah ikut acara "Mata Najwa",
baik yang diselenggarakan di kampus-kampus maupun di Studio MetroTv.
Acara yang dipandu langsung host terkemuka, terkenal, dan wartawan
senior MetroTv bernama Najwa Shihab ini mampu menggugah audience
karna pertanyaannya yang berani, tajam, dan menukik atas tamu yang
diundang dalam acara tersebut, dan yang tidak kalah seru, tamu yang
diundang, adalah tokoh inspiratif, progresif dan banyak dikagumi oleh
rakyat karena karya nyatanya yang hebat untuk Indonesia yang lebih
baik.
Itu
alasan utama kenapa saya, sampai mengajak banyak orang untuk hadir
dalam acara tersebut.
Mahfud
MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), yang mulai tenar karena
sikapnya dalam melawan "mafia" hukum, telah membawa MK
sebagai lembaga terbaik se-dunia pada tahun 2012, diantara
lembaga-lembaga dunia yang setara dengan lembaga tersebut. Mahfud MD,
yang digadang-gadang, didukung sebagai calon presiden pada tahun
2014, akhirnya tadi siang, dalam sesi acara Mata Najwa, mengatakan
siap sebagai calon presiden RI pada tahun 2014. Mahfud bila benar
jadi Presiden, akan memaksimalkan dirinya agar hukum dijadikan
sebagai panglima, mendorong pelaksanaan Undang-Undang pembuktian
terbalik atas setiap pejabat negara yang punya harta misterius.
Pemimpin, tegas Mahfud, harus mempunyai ketegasan, tidak banyak
omong, dan tidak banyak mengeluh. Menjadi presiden bukan cita-cita
Mahfud, sewaktu kecil beliau hanya bercita-cita sebagai guru agama,
walaupun dalam perjalanan hidupnya, beliau sempat menduduki jabatan
eksekutif sebagai menteri pertahanan, jabatan legislatif DPR RI, dan
Yudikatif sebagai ketua MK, beliau mengatakan, semua itu di luar
cita-citanya dan Tuhan telah memberikan lebih dari semua yang
dicita-citakannya. Ketika Mahfud ditanya terkait dana politik untuk
pemilu presiden, beliau akan mencarinya dengan cara baik dan tidak
mengikat atas pribadi Mahfud untuk terus memperbaiki Indonesia
menjadi lebih baik, khususnya dari penyakit yang bernama korupsi.
Dahlan
Iskan yang juga sebagai pembicara dalam acara tersebut, dalam
kapasitas beliau sebagai menteri BUMN, dirinya akan terus memperbaiki
Indonesia dari sisi perampingan pejabat struktural di Kementerian
BUMN dan perusahaan negara yang menjadi tanggung jawabnya sebagai
seorang menteri. Dahlan lebih memperbanyak pejabat fungsional.
Lembaga negara, tukas Dahlan, sukanya males, bertele-tele, ruwet,
lambat mengambil keputusan, rapatnya panjang tidak kurang dari 5 jam,
dan tidak menghasilkan keputusan. Dahlan optimis jika Indonesia akan
terbebas dari penyakit korupsi, apabila warga negara Indonesia yang
mempunyai kepedulian atas penyakit korupsi saling bahu untuk tidak
korupsi dan melaporkan bila menemukan tindakan bejat tersebut. Dahlan
menguraikan, 10 persen pejabat dan pegawai negara itu baik, 10 persen
tidak baik, dan 80 persennya tergantung pejabat yang 20 persen
tersebut. Bila 10 persen yang baik dapat memenangi atas 10 persen
yang tidak baik, maka 80 persen sangat mungkin menjadi baik, begitu
juga sebaliknya. Dahlan dengan penampilan nyentriknya, ketika ditanya
tentang ketercolonannya sebagai presiden pada pemilu 2014, beliau
akan terut melibatkan diri dalam sosialisasi kampanye murah.
Basuki
Thahaja Purnama, yang akrab dipanggil Ahok, tak kalah menariknya
dengan dua tokoh fenomenal yang sudah disebutkan di atas. Beliau
memilih sebagai pejabat di ibu kota Jakarta karena masalah kota besar
lebih menentang dan semua masalah sudah ada kajiannya. Ahok yang
dikenal ceplas-ceplos dan suka marah atas aparatur negara yang tidak
becus menjadi tambah ngetrend setelah media YouTube mengunggah setiap
rapat dan keputusan dalam memutuskan problem-problem di ibu kota
Jakarta. Ahok juga transparan atas gaji dan tunjangannya sebagai
wakil Gubernur DKI Jakarta dengan mengunggah slip gaji dan biaya
lainnya ke media sosial maupun website pribadinya.
Ketiganya
benar-benar menjadi tokoh fenomenal karena karya nyatanya untuk
Indonesia yang lebih baik. Tri Risma Harini sebagai Pahlawan kota
Surabaya yang tak kalah tenarnya, ternyata berhalangan hadir kerena
mendapat panggilan presiden untuk menerima penghargaan "Surabaya
Sehat" atas prestasinya menjadikan Surabaya bersih, tertib, dan
asri.
![]() |
Foto Bersama setelah usai acara bersama teman-teman dari Surabaya |
Ini
sebagai catatan, tidak dalam rangka mendiskripsikan secara utuh
pemikiran dan gagasan cerdas para tokoh kondang dan fenomenal yang
menjadi tamu istimewa dalam acara tersebut. Tulisan ini hanya sebagai
catatan kecil untuk mengenang rajutan kasih dalam tali persahabatan
yang kita rajut.
Semoga
pertemanan ini tidak berakhir sia-sia, dan kita semua, semoga
mendapatkan pelajaran yang cukup berarti, sebagai bekal dari
perjalanan hidup menyongsong hari esok yang harus lebih baik.
Sebagai
pribadi yang sering salah, khilaf, saya mohon maaf yang tiada
batasnya.
Mari
bermanfaat untuk diri dan orang lain.
Salam
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan memberi komentar...